-
20 Agustus 2025 9:13 am

Marketing vs Finance vs Human Resources vs Operation, Mana yang Paling Penting dan Utama Buat Bisnis?

Marketing vs Finance vs Human Resources vs Operation, Mana yang Paling Penting dan Utama Buat Bisnis?
by Tim Akademi Keuangan

Bayangkan kamu lagi nongkrong bareng teman-teman pengusaha, lalu muncul debat klasik: “Mana sih yang paling penting buat bisnis — Marketing, Finance, HR, atau Operation?” Ada yang ngotot marketing nomor satu, karena tanpa marketing orang nggak akan tahu produkmu. Ada juga yang bilang sales (jualan) justru lebih penting, karena tanpa closing, uang nggak pernah masuk. Sementara tim finance bilang semua itu percuma kalau duit bocor dan laporan acak-acakan. HR protes, katanya tanpa orang hebat bisnis nggak akan jalan. Operation pun ikut nimbrung: “Hei, kalau produksi kacau, semua nggak ada artinya.” Hasilnya? Ribut, rame, dan kayaknya nggak ada jawaban gampang.

Nah, sebelum kita pilih pemenangnya, mari kita pahami dulu kenapa masing-masing fungsi bisnis ini sering dianggap sebagai jantung perusahaan.

Masalah pertama: marketing selalu dianggap dewa. Banyak bisnis yang meyakini selama bisa jualan, semua masalah lain bisa dibereskan nanti. Padahal, kalau marketing hebat tapi produk gak sesuai ekspektasi, itu cuma bikin pelanggan kecewa lebih cepat. Marketing bisa bawa pelanggan masuk, tapi kalau aspek lain lemah, retensi rendah dan biaya akuisisi makin mahal.

Masalah kedua: finance sering diremehkan sampai terlambat. Banyak pengusaha baru fokus ke keuangan setelah cash flow seret, utang numpuk, atau pajak mulai mengejar. Padahal, tanpa sistem keuangan yang sehat, marketing hanya jadi pompa bensin ke mobil yang bocor tangkinya. Revenue masuk, tapi habis tanpa bekas.

Masalah ketiga: human resources dianggap “sekadar ngurus orang.” Padahal kenyataannya, HR adalah fungsi strategis yang menentukan budaya, retensi talenta, dan produktivitas tim. Tanpa HR yang kuat, karyawan bisa keluar masuk seenaknya, biaya training membengkak, dan perusahaan kehilangan arah.

Masalah keempat: operation sering dianggap teknis semata. Padahal inilah fungsi yang langsung menentukan kualitas produk atau layanan. Marketing bisa janji A, tapi kalau operation hanya bisa kasih B, pelanggan akan merasa ditipu. Masalah operasional yang buruk bisa menghancurkan reputasi bisnis lebih cepat daripada kegagalan iklan.

Kalau begitu, bagaimana seharusnya kita menilai peran keempat fungsi ini dan menyusun strategi yang tepat untuk menyeimbangkannya?

Pertama, marketing memang jadi ujung tombak. Tanpa marketing, gak ada penjualan, dan tanpa penjualan, bisnis mati pelan-pelan. Namun, marketing bukan segalanya. Ia butuh dukungan fungsi lain agar janji yang dijual bisa ditepati. Jadi, marketing penting, tapi bukan satu-satunya prioritas.

Kedua, finance adalah penjaga kesehatan bisnis. Sama seperti tubuh manusia, bisnis bisa kelihatan sehat di luar, tapi kalau “tekanan darah” alias cash flow berantakan, bisa tumbang tiba-tiba. Fungsi finance memastikan uang digunakan efisien, pajak terkendali, dan modal terkelola dengan baik. Ini membuat bisnis bisa bertahan lama, bukan cuma terlihat hebat sesaat.

Ketiga, HR adalah perekat yang menjaga semuanya tetap berjalan. Tanpa orang yang tepat, strategi marketing mandek, laporan finance kosong, dan operation gagal eksekusi. HR bukan cuma rekrutmen, tapi juga membangun sistem insentif, budaya, dan pelatihan. Dengan HR yang kuat, semua fungsi lain bisa bekerja harmonis.

Keempat, operation adalah mesin inti. Marketing bisa kasih janji, HR bisa rekrut tim, finance bisa atur dana, tapi kalau mesin operasional mogok, semua berantakan. Operation memastikan produk tepat waktu, kualitas konsisten, dan pelanggan puas. Di sinilah value nyata bisnis tercipta.

Kelima, daripada memilih salah satu, pengusaha harus tahu prioritas sesuai fase bisnis. Startup tahap awal biasanya butuh fokus besar di marketing untuk validasi pasar. Begitu revenue mulai masuk, finance harus diperkuat agar arus kas sehat. Setelah tim berkembang, HR jadi krusial. Dan saat skala membesar, operation harus jadi prioritas utama agar kualitas tidak turun. Jadi jawabannya bukan “mana paling penting,” tapi “mana paling penting sekarang.”

Keenam, sinergi adalah kuncinya. Bayangkan bisnis seperti kursi dengan empat kaki: marketing, finance, HR, dan operation. Kalau satu kaki pendek atau patah, kursi goyang dan bisa roboh. Artinya, keempat fungsi ini harus tumbuh seimbang sesuai kebutuhan, bukan bersaing. Marketing bawa revenue, finance jaga keberlanjutan, HR rawat orangnya, dan operation wujudkan janji. Inilah ekosistem bisnis yang sehat.

Jadi, daripada terjebak memilih satu pemenang, lebih bijak kalau kita melihat bagaimana keempat fungsi ini saling melengkapi dalam siklus hidup bisnis.

Kebenarannya, tidak ada satu fungsi pun yang benar-benar “paling penting.” Semuanya punya peran vital di momen yang berbeda. Marketing mungkin jadi prioritas saat butuh pelanggan baru, finance jadi penentu saat cash flow seret, HR jadi fokus saat tim melebar, dan operation jadi kunci saat pelanggan menuntut kualitas. Yang membedakan pengusaha sukses dan gagal adalah kemampuan menyeimbangkan prioritas ini sesuai fase pertumbuhan.

Aksi nyatanya: evaluasi bisnismu sekarang. Apakah kamu sedang kesulitan cari pelanggan (berarti marketing harus didorong)? Apakah uang sering habis sebelum akhir bulan (finance perlu diperkuat)? Apakah tim sering turnover (HR perlu perhatian)? Atau apakah pelanggan sering komplain (operation harus dibenahi)? Buat peta prioritas dan action plan tiga bulan ke depan. Ingat, bisnis bukan soal memilih salah satu, tapi meramu semuanya jadi orkestra yang indah.
Artikel Lainnya yang Mungkin Menarik
Social Media
Alamat
081511111616
akademikeuangan.id@gmail.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2025 Akademi Keuangan Inc.