-
2 September 2025 10:01 am

Bayar pajak itu berguna ngga sih? Ternyata ini dia 6 alasan kita perlu tahu aturan pajak!

Bayar pajak itu berguna ngga sih? Ternyata ini dia 6 alasan kita perlu tahu aturan pajak!
by Tim Akademi Keuangan

Not Your Financial Advice. Do Your Own Research.

Kalau denger kata pajak, banyak orang langsung males duluan. Rasanya kayak dipalak, disuruh bayar tanpa tahu manfaatnya apa. Padahal tiap bulan kita udah jungkir balik cari uang, eh masih ada potongan lagi. Tapi coba berhenti sebentar dan pikir ulang: bener nggak sih pajak itu cuma beban? Atau sebenarnya, kalau kita gali lebih dalam, ada manfaat yang langsung maupun nggak langsung bisa bikin hidup kita lebih aman, bisnis kita lebih tenang, bahkan masa depan anak cucu kita lebih terjamin? Pertanyaannya: kenapa sih kita harus peduli sama aturan pajak?

Nah, sebelum buru-buru bilang “pajak itu nyusahin” atau langsung nyinyir tiap kali lihat potongan di slip gaji, coba tarik napas sebentar dan kita lihat lebih jernih. Seringkali rasa sebel kita muncul bukan karena pajaknya sendiri, tapi karena kita nggak ngerti kenapa harus bayar, untuk apa uangnya dipakai, dan apa akibatnya kalau kita cuek. Kalau kita gak pernah bedah akar masalahnya, ya wajar kalau pajak selalu terasa kayak musuh. Jadi, biar lebih adil, yuk kita bongkar dulu masalah-masalah yang bikin pajak sering dipandang negatif di mata masyarakat dan pengusaha. Dengan begitu, kita bisa ngerti posisi sebenarnya, bukan cuma pakai emosi.

Masalah pertama, banyak orang merasa bayar pajak itu gak adil karena gak melihat langsung manfaatnya. Kita bayar PPh, PPN, atau pajak bumi bangunan, tapi jalan di depan rumah masih bolong, listrik kadang byar-pet, dan pelayanan publik kadang lambat. Jadi muncul pertanyaan: “Uang pajak gue kemana?” Tanpa jawaban jelas, wajar kalau masyarakat makin skeptis.

Masalah kedua, literasi pajak di Indonesia masih rendah. Menurut data DJP 2023, tingkat kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi baru sekitar 84% dari target, sedangkan UMKM banyak yang belum lapor atau masih bingung cara pakainya. Artinya, masih banyak orang yang sebenarnya niat baik, tapi nyerah karena rumit dan takut salah. Akibatnya, persepsi pajak makin buruk, dianggap sebagai jebakan daripada kewajiban yang bermanfaat.

Masalah ketiga, stigma pajak sering dikaitkan dengan korupsi. Kasus-kasus pejabat pajak yang ketahuan menyeleweng bikin publik makin kehilangan kepercayaan. Logikanya sederhana: “Ngapain bayar kalau ujung-ujungnya dikorupsi?” Padahal, sistem pajak dan pengawasan sudah banyak berubah, termasuk digitalisasi e-filing, e-bupot, dan sistem transparansi antar bank yang bikin aliran uang lebih mudah dilacak. Tapi rasa trauma masyarakat masih kuat.

Masalah keempat, pengusaha dan karyawan seringkali melihat pajak sebagai “musuh” daripada instrumen negara. Padahal, kalau diurus dengan benar, pajak bisa jadi strategi finansial yang cerdas. Banyak fasilitas insentif pajak UMKM, pengurangan PPh, bahkan pembebasan tertentu yang bisa dimanfaatkan. Sayangnya, karena mindset awalnya sudah negatif, peluang ini dilewatkan begitu saja.

Setelah kita bedah masalah-masalahnya—mulai dari rasa nggak adil, literasi pajak yang rendah, stigma korupsi, sampai mindset pajak sebagai musuh—sekarang waktunya kita balikkan sudut pandang. Kalau terus lihat pajak hanya dari sisi gelapnya, wajar kalau yang muncul cuma rasa malas dan marah. Tapi coba kita geser kacamatanya: apa sih manfaat nyata dari pajak kalau kita paham aturannya? Apa ada peluang yang bisa bikin hidup pribadi dan bisnis lebih aman? Ternyata ada, dan bukan cuma satu. Ada banyak alasan logis dan strategis kenapa kita perlu ngerti aturan pajak, mulai dari kontribusi sosial, legalitas usaha, sampai strategi finansial yang bisa menghemat uang. Yuk, mari kita bongkar satu per satu supaya lebih jelas kenapa pajak itu nggak melulu beban, tapi bisa jadi senjata cerdas.

1. Pajak itu bukti kontribusi kita ke negara. Bukan sekadar slogan, tapi nyata. Dari pajaklah sekolah gratis, subsidi kesehatan, dan pembangunan infrastruktur jalan tol dibiayai. Kalau kamu pakai jalan, listrik, atau rumah sakit, sebagian besar dana perawatannya berasal dari pajak. Jadi, dengan bayar pajak, kamu sebenarnya lagi investasi ke fasilitas umum yang kamu sendiri nikmati.

2. Pajak bikin bisnis kita lebih legit. Bayangin ada investor atau bank mau kasih pendanaan, tapi mereka cek kamu gak punya NPWP atau laporan pajak. Itu langsung bikin mereka ragu. Dengan kepatuhan pajak, bisnis kecil sekalipun bisa naik level: dipercaya bank, dapat akses modal, bahkan bisa ekspor. Pajak itu seperti stempel “serius” bagi usaha kamu.

3. Pajak bisa jadi strategi hemat kalau tahu celahnya. Misalnya, UMKM dengan omzet di bawah Rp4,8 miliar bisa pakai tarif final 0,5%. Atau perusahaan yang rugi bisa manfaatkan kompensasi kerugian hingga 5 tahun. Kalau kamu ngerti aturan mainnya, pajak bukan lagi sekadar beban, tapi alat untuk optimalkan cash flow.

4. Pajak melindungi kamu dari masalah hukum. Jangan anggap enteng. Banyak pengusaha jatuh bukan karena rugi, tapi karena dikejar SP2DK (Surat Permintaan Klarifikasi) atau sanksi administrasi. Kalau kamu taat, tidurmu lebih nyenyak. Kamu gak perlu takut tiap kali ada surat dari kantor pajak. Itu artinya, kamu bukan cuma aman secara finansial, tapi juga secara mental.

5. Pajak mendukung stabilitas ekonomi. Ketika negara punya penerimaan pajak yang cukup, APBN jadi lebih kuat. Dampaknya, inflasi bisa dikendalikan, rupiah lebih stabil, dan dunia usaha lebih tenang. Jadi, pajak yang kamu bayar mungkin kecil, tapi kalau dikumpulkan dari jutaan orang, efeknya luar biasa besar ke iklim bisnis secara keseluruhan.

6. Pajak itu cermin kedewasaan finansial. Orang yang bisa urus pajak dengan benar biasanya punya pengelolaan keuangan yang lebih rapi. Kenapa? Karena untuk lapor pajak, kamu harus punya catatan cash flow, laporan laba rugi, dan data transaksi. Jadi dengan belajar pajak, kamu otomatis belajar mengatur bisnis dan keuangan pribadi lebih disiplin.

Nah, setelah kita tahu kenapa pajak itu penting — bukan sekadar kewajiban yang bikin kepala pening, tapi juga strategi cerdas yang bisa melindungi bisnis, menghemat uang, bahkan memberi akses lebih luas ke peluang — sekarang saatnya kita berhenti hanya jadi penonton. Ilmu tanpa aksi cuma akan jadi teori yang berdebu. Kalau dari tadi kamu manggut-manggut setuju, jangan berhenti di situ. Bayar pajak dengan benar dan memanfaatkan aturan yang ada adalah cara paling konkret untuk nunjukkin bahwa kamu bukan cuma ngerti teori, tapi juga berani praktik. Jadi mari kita simpulkan pembahasan ini dengan ajakan nyata: langkah-langkah sederhana yang bisa langsung kamu lakukan hari ini untuk bikin urusan pajak nggak lagi jadi momok, tapi jadi senjata buat masa depan finansialmu.

Jadi, bayar pajak itu bukan sekadar kewajiban yang bikin pusing tiap Maret atau April. Pajak bisa jadi alat untuk memperkuat bisnis, melindungi dari risiko hukum, bahkan jadi cermin kedewasaan finansial. Kalau kita lihat lebih luas, pajak adalah bentuk gotong royong modern: semua orang patungan supaya sistem negara berjalan. Bukan sempurna, tapi tanpa pajak, roda kehidupan akan lebih kacau.

Aksi nyatanya? Mulailah dengan hal kecil: cek status NPWP kamu, pastikan sudah aktif. Pelajari aturan dasar yang berlaku untuk karyawan, UMKM, atau badan usaha. Kalau bingung, manfaatkan konsultan pajak atau ikut kelas literasi pajak gratis yang banyak disediakan DJP. Ingat, semakin cepat kamu paham aturan pajak, semakin mudah kamu memanfaatkan manfaatnya. Jangan tunggu ditagih, lebih baik kamu proaktif dan memegang kendali.
Artikel Lainnya yang Mungkin Menarik
Social Media
Alamat
081511111616
akademikeuangan.id@gmail.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2025 Akademi Keuangan Inc.