-
14 Agustus 2025 9:41 am

Ga Tahu Profil Risiko Kamu? Hati-Hati, Bisa Boncos Pas Investasi!

Ga Tahu Profil Risiko Kamu? Hati-Hati, Bisa Boncos Pas Investasi!
by Tim Akademi Keuangan

Banyak orang semangat banget begitu dengar cerita teman yang cuan gede dari saham, kripto, atau properti. Langsung ikut-ikutan beli tanpa mikir panjang, padahal belum pernah menghitung apakah instrumen itu cocok dengan dirinya. Hasilnya? Begitu pasar goyang sedikit, panik. Lihat portofolio merah, langsung jual rugi. Semua ini terjadi karena satu hal yang sering diabaikan: profil risiko investasi. Tanpa tahu profil risiko, kamu ibarat nyetir mobil di jalan tol dengan mata tertutup — bisa saja sampai tujuan, tapi kemungkinan besar nyusruk duluan.

Sebelum kita ngomong soal strategi investasi, kita harus ngerti dulu kenapa nggak tahu profil risiko itu bisa bikin keuangan kamu berantakan.

Masalah pertama adalah banyak orang hanya fokus pada return tanpa mempertimbangkan risiko. Mereka hanya melihat potensi keuntungan, tapi lupa bahwa setiap instrumen punya potensi kerugian yang sebanding. Saham bisa naik 30% dalam setahun, tapi juga bisa turun 50% dalam beberapa bulan. Kalau mental dan keuangan kamu nggak siap, tekanan psikologisnya bisa bikin kamu keluar di saat yang salah.

Masalah kedua, profil risiko bukan cuma soal keberanian menghadapi kerugian, tapi juga soal kemampuan finansial. Orang yang punya dana darurat dan cash flow positif jelas bisa mengambil risiko lebih besar dibanding yang setiap bulannya masih tarik napas untuk bayar cicilan. Sayangnya, banyak yang mengabaikan kondisi ini, sehingga investasi jadi beban, bukan solusi.

Masalah ketiga, tidak mengenal profil risiko sering bikin investor terjebak di instrumen yang nggak sesuai kebutuhan. Orang yang seharusnya bermain aman malah masuk ke high-risk investment seperti kripto tanpa edukasi, sementara orang yang seharusnya bisa ambil peluang besar malah parkir uang di deposito dengan bunga yang bahkan kalah sama inflasi.

Masalah keempat, menurut data OJK tahun 2024, dari 11,4 juta investor ritel di Indonesia, mayoritas belum melakukan asesmen profil risiko sebelum berinvestasi. Akibatnya, banyak yang salah memilih produk, menyesal di tengah jalan, atau bahkan kapok investasi. Ini membuktikan bahwa profil risiko bukan formalitas — ini fondasi dari strategi keuangan yang sehat.

Kalau begitu, bagaimana cara memahami profil risiko kamu dan menyesuaikannya dengan strategi investasi yang tepat?

Pertama, pahami tiga kategori utama profil risiko: konservatif, moderat, dan agresif. Konservatif cocok untuk yang mengutamakan keamanan modal meski return kecil, moderat cocok untuk kombinasi aman dan tumbuh, sementara agresif siap menghadapi fluktuasi demi return maksimal. Mengetahui posisi kamu di spektrum ini akan membantu menentukan alokasi investasi yang realistis.

Kedua, gunakan pertanyaan asesmen profil risiko untuk mengetahui karakter investasi kamu. Pertanyaan ini mencakup faktor psikologis (reaksi terhadap kerugian), finansial (stabilitas pendapatan), dan tujuan investasi (jangka pendek vs panjang). Hasilnya akan memberi gambaran jelas instrumen apa yang pas buat kamu.

Ketiga, sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko. Kalau kamu konservatif, produk seperti deposito, obligasi pemerintah, atau reksa dana pasar uang bisa jadi pilihan utama. Kalau moderat, bisa kombinasi antara obligasi, reksa dana campuran, dan sebagian saham. Kalau agresif, porsi saham, reksa dana saham, atau bahkan kripto bisa lebih besar — asalkan paham risikonya.

Keempat, jangan statis, profil risiko bisa berubah. Usia, penghasilan, tanggungan, dan tujuan hidup memengaruhi toleransi risiko. Orang lajang dengan penghasilan besar mungkin lebih agresif, tapi setelah menikah dan punya anak, bisa jadi lebih konservatif. Lakukan asesmen ulang minimal setahun sekali.

Kelima, lakukan diversifikasi sesuai profil risiko. Diversifikasi bukan berarti asal sebar uang ke berbagai instrumen, tapi menyesuaikan porsi tiap instrumen dengan hasil asesmen risiko. Misalnya, profil moderat mungkin punya 50% di obligasi, 30% di saham, dan 20% di pasar uang.

Keenam, hindari keputusan investasi berdasarkan emosi atau FOMO. Profil risiko yang sudah diukur harus jadi pegangan saat pasar berfluktuasi. Kalau kamu agresif tapi mendadak panik jual saat harga turun, berarti kamu belum siap secara mental. Disiplin adalah kunci agar strategi sesuai profil bisa memberikan hasil jangka panjang.

Sekarang, setelah kamu paham pentingnya profil risiko, saatnya melakukan asesmen pribadi sebelum taruh uang di mana pun.

10 Pertanyaan Profil Risiko untuk Investasi

  1. Berapa usia kamu saat ini?
  2. Bagaimana kondisi pendapatan kamu saat ini? Stabil atau fluktuatif?
  3. Apakah kamu memiliki dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran?
  4. Berapa lama jangka waktu investasi yang kamu rencanakan?
  5. Bagaimana reaksi kamu jika investasi turun 20% dalam setahun?
  6. Apakah kamu siap menambah modal saat harga investasi turun?
  7. Apakah kamu lebih memilih return stabil atau potensi return tinggi dengan risiko besar?
  8. Berapa persentase pendapatan yang sanggup kamu investasikan setiap bulan?
  9. Apakah kamu memiliki pengalaman berinvestasi sebelumnya?
  10. Apakah tujuan investasimu untuk proteksi modal, pendapatan pasif, atau pertumbuhan agresif?
Kalau mau dapat jawaban analisa resiko profile kamu secara gratis, boleh silakan WA ke admin 081511111616, nanti kami akan bantu jawab! Terima kasih!

Kita perlu tahu profil resiko kita, karena profil risiko itu ibarat peta perjalanan investasi kamu. Tanpa peta, kamu bisa tersesat, membuang waktu, dan kehilangan modal. Dengan peta, kamu tahu rute yang aman dan sesuai kemampuan kendaraanmu. Ingat, tujuan investasi bukan cuma cuan besar, tapi cuan yang sesuai kapasitas kamu menanggung risikonya.

Dan investasi itu bukan cuma soal mau return besar, tetapi kita juga sebaiknya tahu permainan dan proses apa yang terjadi di dalam investasi itu, karena investasi yang terpenting adalah investasi untuk informasi dan pengetahuan tentang instrumen yang akan kita ambil. Jadi, kalau sampai salah langkah karena kita masuk ke dunia yang tidak kita ketahui, akan ada resiko boncos tengah jalan.

Disclaimer: Not Your Financial Advice. Do Your Own Research.
Artikel Lainnya yang Mungkin Menarik
Social Media
Alamat
081511111616
akademikeuangan.id@gmail.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2025 Akademi Keuangan Inc.